Tafsir Qs. Al-Quraisy

Tafsir Qs. Al-Quraisy
oleh: Handri Fajar Jenar Syariun

لِإِيلَٰفِ قُرَيْشٍ

Artinya: 1. Karena kebiasaan orang-orang Quraisy,

إِۦلَٰفِهِمْ رِحْلَةَ ٱلشِّتَآءِ وَٱلصَّيْفِ

  1. (yaitu) kebiasaan mereka bepergian pada musim dingin dan musim panas.

فَلْيَعْبُدُوا۟ رَبَّ هَٰذَا ٱلْبَيْتِ

  1. Maka hendaklah mereka menyembah Tuhan Pemilik rumah ini (Ka’bah).

ٱلَّذِىٓ أَطْعَمَهُم مِّن جُوعٍ وَءَامَنَهُم مِّنْ خَوْفٍۭ

  1. Yang telah memberi makanan kepada mereka untuk menghilangkan lapar dan mengamankan mereka dari ketakutan.

Salah satu suku Arab yang mempunyai wibawa dan sangat terkenal sejak zaman dahulu adalah SUKU QURAISY. Suku Quraisy ini dikenal sebagai orang-orang yang sangat JUJUR, SOPAN, DAN MEMILIKI BUDI PEKERTI YANG LUHUR.

Kemuliaan dan keagungan suku ini tidak terlepas dari KEBERKAHAN dan KEMULIAAN Nabi Muhammad Saw yang dilahirkan di tengah-tengah masyarakat Quraisy.

Karenanya Allah mengabadikan nama suku ini dalam Alquran menjadi satu surat khusus yakni surat Quraisy.

Qs. Quraisy ini dikatakan oleh sebagian ulama surat ke 29 dari segi turunya alquran. Qs. Quraisy ini berbicara mengenai “nikmat Allah yang di anugerahkan kepada sebagian besar masyarakat Mekah yang mengabdi kepada Allah”.

Surat ini di awali dengan huruf “lam” atau “la”. Ibn Jarir at-Thabari di dalam tafsirnya Jamiul Bayan beliau mengatakan lam di awal ayat ini bermakna “ta’ajub” (kagum) yang artinya “kagumlah kamu terhadap kebiasaan orang Quraisy. Apa kebiasaan kaum Quraisy. Yakni “ila fihim” yaitu berpergian pada musim panas dan dingin.

Jika kita melihat terjemah permulaan surat ini memang tidak jelas maknanya. Untuk memahami Qs. Surat ini para ulama berbeda pendapat. Ada yang mengatakan surat Quraisy ini dan surat sebelumnya yakni Qs. Al-fil ialah satu surat. Pendapat ini merujuk kepada kisah Sayyidina Umar. Karena pada saat itu Sayyidina Umar sedang melaksanakan shalat maghrib beliau membaca Qs. Attin pada rakaat pertama & pada rakaat kedua beliau membaca Qs. Al-fil dan dilanjut Qs. Quraisy. Atas dasar ini sebagian ulama mengatakan bahwa Qs. Al-fil termasuk satu surat dengan qs. Quraisy.

Tetapi pendapat ini dibantah oleh kenyataan bahwa sesungguhnya di dalam Alquran surat ini diawali dengan Bismillah dan Bismillah merupakan tanda permulaan surat. Namun daripada itu meskipun dikatakan dua surat ini berbeda. Tetapi sesungguhnya kaitan antara kedua surat ini sangatlah erat.

Mengapa surat ini kaitanya sangat erat, karena ada sebuah pertanyaan..’ya Allah mengapa engkau hancurkan pasukan yang akan menghancurkan Ka’bah ? jawabanya ialah karena allah ingin melindungi kebiasaan kaum Quraisy yaitu melakukan perjalanan pada musim dingin dan panas.


Ada pula yang memaknai, mengapa disebut Quraisy.

  1. Dikarenakan dahulu suku ini terpencar lalu menyatu kembali dengan himpunan yang kokoh. Karena kata Quraisy ini berasal dari kata “taqarusy” yang artinya berhimpun/menyatu.
  2. Karena dinisbatkan kepada kakek Rasulullah Saw yang ke 13 Yakni Nadhr bin Kinanah
  3. Quraisy merupakan pengusaha yang ulet karena kebiasaanya melakukan perjalanan dagang dan gemar membantu orang lain yang membutuhkan.

kenapa suku Quraisy diabadikan di dalam Alquran?

Karena dulu kota Mekah itu gersang. Jika sudah datang musim paceklik orang tidak bisa makan. Sehingga ada satu keluarganya yang pergi ke padang pasir lalu membuat tenda dan pada saat itu merekapun mati kelaparan.

Sehingga ketika ada sebuah kejadian yang akan dilakukan oleh keluarga lainya. Inilah yang menjadi dorongan kaum quraisy untuk melakukan perjalanan yakni berdagang di musim panas dan dingin. Yang mana hasilnya ini diperuntukan untuk membantu masyarakat mekah yang kelaparan.

Secara bersama dan gotong royong melakukan perjalanan dagang. Ke negeri Yaman pada saat musim dingin dan musim panas ke negeri Syam. Untuk membantu penduduk mekah yang membutuhkan.

Ayat ke 3. “dan hendaklah mereka menyembah tuhan. Yakni allah swt pemilik kabah. Allah lah yang pemilik kabah. Karena Kabah merupakan sumber kehidupan. Maka dari itu agar penduduk Mekah dan suku Quraisy mengabdi kepada Allah Swt. Terlebih atas nikmat yang telah diberikan dan dianugerahkan kepada kaum Quraisy dan penduduknya. Yang dimaksud nikmat pada ayat ini adalah: Nikmat diberinya pangan (lahan, bahan makanan agar tidak kelaparan. Nikmat diberinya rasa aman (agar tidak takut).

Sehingga wajar Allah Swt berfirman pada ayat ke 4 hendaklah bersyukur atas nikmat yang diberikan berupa makanan untuk menghilangkan rasa lapar yang artinya diberikanya kesejahteraan ekonomi. serta mengamankan mereka dari rasa takut artinya disamping nikmat kesejahteraan ekonomi diberi pula stabilitas keamanan.

Sebetulnya banyak sekali nikmat yang telah diberikan. Namun Allah menegaskan yang paling utama untuk menysukuri kedua nikmat ini. yakni diberi nya makan dan rasa aman.


Hadirin yang dimuliakan oleh Allah Swt.

Ada beberapa makna yang terkandung dalam surat ini. yang tentunya bisa kita aplikasikan dalam kehidupan sehari-hari dan makna ini merupakan salah satu untuk meraih sebuah kesuksesan.

Qs. Quraisy ini mengajarkan kita untuk selalu “membangun SEBUAH KEBIASAAN”. Melihat kisah suku Quraisy. Mereka selalu membangun sebuah kebiasaan disamping melakukan perjalanan di musim dingin dan panas . mereka itu mempunyai kebiasaan yakni memelihara dan melayani orang-orang yang datang ke kabah. Inilah kebiasaan yang dipuji dan diagungkan oleh Allah Swt. Yakni selalu memberi pelayanan dan penghormatan kepada orang lain. Kebiasaan melayani ini bisa kita tiru dan diterapkan dalam kehidupan kita sehari-hari. Agar kita selalu melayani dan menghormati orang lain, bahwa sesungguhnya orang yang paling mulia di hadapan Allah Swt ialah bukan orang yang selalu menganggap dirinya mulia karena mempunyai kelebihan ilmu, harta, ataupun jabatan. Tetapi sesunggunya yang paling mulia dihadapan Allah adalah orang yang selalu memuliakan orang lain. Serta selalu bersikap rendah hati terhadap sesama.

Makna yang terkandung didalam surat ini adalah agar kita selalu “MENEBAR KEBAIKAN”. Suku Quraisy adalah suku yang paling harmonis dan selalu bekerja sama serta gotong royong untuk menebar kebaikan. Ketika mereka melakukan perjalan dagang bersama di musim panas dan di musim dingin. Bahwa hasil dari berdagang mereka ialah setiap keuntungan yang mereka dapatkan dibagikan kepada penduduk yang miskin, kelaparan dan membutuhkan. Karena suku Quraisy ini sangat mencintai negrinya nya dan menyayangi masyarakatnya demi menjaga keutuhan bangsa. Sehingga atas kerjasama ini menghasilkan stabilitas keamanan dan kesejahteraan ekonomi berkat perjalanan dagang dan hasilnya yang di berikan kepada masyarakatnya. Ini lah yang medatangkan pujian dari Allah Swt dan kekaguman dari Allah Swt.
ini artinya hendaklah kita bagi yang diberikan keluasan harta, ilmu, jabatan oleh Allah untuk senantiasa bekerja sama membantu bagi orang-orang yang membutuhkan. Agar selalu berbagi atas rezeki yang Allah titipkan kepada orang2 yang diluaskan hartanya. Dengan memberi makan orang yang lapar, menyantuni fakir dan yatim dan lain sebagainya. Inilah yang akan menciptakan keamanan dan kesejahteraan ekonomi. Karena keamanan dan kesejahteraan ini saling berkaitan. Jika tidak aman pasti ekonomi tidak maju. Jika ekonomi tidak maju pasti banyak kejahatan yang dilakukan. Surat Quraisy ini mengajarkan untuk kita selalu menjaga negri, lingkungan dan masyarakatnya demi menjaga keutuhan bangsa.

Selalu “BERIBADAH KEPADA ALLAH” artinya supaya kita selalu meminta pertolongan kepada Allah agar kita diberi kekuatan dan kelancaran dalam menjalani kehidupan ini. sehingga setiap aktivitas yang kita kerjakan selalu bernilai ibadah di hadapan Allah Swt. Karena jika bahasa agama. Ibadah itu terbagi menjadi dua. Ada ibadah murni (ibadah yang sudah ditentukan oleh Allah dan Rasulnya serta yang sudah ditentukan kadar dan waktunya seperti haji, puasa, zakat dll) dan ada ibadah umum (yang tidak ditentukan waktu dan kadarnya). Maka apapun aktivitas kita ketika sudah disandarkan dan dikaitkan kepada Allah akan bernilai ibadah.

“Mensyukuri nikmat Allah” Ketika dalam surat Quraisy ini dikatakan. Bahwa suku Quraisy dan penduduknya telah dianugerahkan nikmat berupa makan dan rasa aman. Ini mengajarkan kepada kita agar setiap nikmat yang telah Allah berikan kepada kita baik berupa makanan, keamanan, kesehatan dan nikmat yang lainya agar kita sellau bersyukur kepada Allah Swt. Baik dengan hati, lisan dan perbuatan.